Belajar AKU #1

Ini tentang aku. Ya, tulisan ini akan bicara tentang aku. Akan amat banyak kata "aku" dalam tulisan ini. 

Aku pribadi yang terbiasa melakukan banyak hal sendirian. Jarang sekali minta tolong karena nggak enakan bakal ngeganggu orang lain dan nggak mau merasa ketika ditolong tidak sesuai harapanku. Aku tau itu bukan sesuatu yang baik dan sulit aku ubah. Jadi aku selalu berusaha melakukan hal-hal yang aku perlu lakuin ya aku lakuin sendiri. 

Aku bener-bener akan minta tolong kalo aku dalam kondisi yang bener-bener kepepet banget. Ketika aku minta tolong hal yang aku nggak bisa langsung mengawasi, orang yang aku mintain tolong biasanya aku briefing secara detil do's and dont'snya. Beda hal kalo sambil aku awasi, aku akan kebanyakan ngomel. Aku sadar ini semua akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian besar orang dengan tingkat sabar dan permakluman yang biasa.

Sejujurnya yang aku rasakan ketika mau minta tolong adalah aku takut nambah musuh, takut orang yang dimintain tolong lagi ribet, takut terkesan nyebelin, takut menyakiti hatinya dengan kata-kataku. Makanya aku bener-bener memilih dan mempertimbangkan betul ketika mau minta tolong. Rasanya aku nggak bisa sekaligus langsung minta tolong tanpa ada 5W 1H-nya.

Ketika orang lain merasakan ketidaknyamanan bahkan sakit hati ketika diminta tolong. Rasanya menyesal minta tolong, menyalahkan diri sendiri juga kenapa nggak mampu melakukan hal itu sampe minta tolong, merasa jadi orang jahat, merasa bodoh karena nggak bisa memahami orang lain, merasa egois kenapa orang lain harus memenuhi kriteriaku. Intinya aku merasa jadi orang terburuk dan terjahat di seluruh dunia.

Saat sadar itu yang aku rasakan. Aku akan berkali-kali minta maaf. I take all the blames. Banyak sekali yang harus aku pelajari untuk menjadi diriku yang sesungguhnya dalam menjadi bagian dari masyarakat. Or do I am not allowed truely being me or being completely understandEven di lingkaran terdekatku, ternyata masih belum bisa dimaklumi dan nggak bisa di-take it easy karena kata-kataku terasa bertujuan untuk menyakiti. Aku merasa agak lebih takut menghadapi dunia. Setiap kata dan perilaku harus dipertimbangkan dengan baik sebelum terkatakan dan atau terjadi.

Kalo pun begitu, masih bisa diartikan aku belum kehilangan seluruh keberanianku bertemu kenyataan esok kan? Iya kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Winnie The Pooh and Friend Friendship

Petuah Ibu #1